Search
Close this search box.

Insentif Mobil Hybrid Masih Digodok Pemerintah

Spread the love

Pemerintah masih menggodok pemberian insentif produk mobil hybrid. Stimulus tersebut akan diberikan karena produk kendaraan hybrid memiliki komposisi penjualan paling banyak di segmen elektrifikasi di Indonesia.

“Insentif untuk mobil hybrid sudah mulai dibicarakan dengan internal pemerintah, tunggu tanggal mainnya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (8/3).

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengemukakan pemerintah bakal menerbitkan aturan mengenai insentif mobil hybrid, karena penjualannya yang lebih banyak.

“Pembicaraan antara industri dan presiden, meminta adanya insentif untuk hybrid. Dan kalau kita lihat saat ini penjualan kendaraan hybrid lebih tinggi dari EV, sehingga hybrid jadi solusi menengah, akan dikaji,” katanya pada pertengahan Februari 2024 lalu.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid pada tahun lalu berkontribusi sebesar 5,4 persen dari total suplai kendaraan roda empat dan lebih.

Lebih rinci lagi, sepanjang 2023 ada 54.179 unit mobil hybrid yang terdistribusi ke jaringan penjual. Di sisi lain, porsi penjualan mobil listrik pada kurun waktu yang sama hanya menyumbang 1,7 persen atau sebanyak 17.051 unit.

Sementara itu kontributor penjualan terbanyak masih ditopang oleh kendaraan non Low Cost Green Car (LCGC) sebanyak 72,6 persen atau sebanyak 729.739 unit. Lalu segmen LCGC sebesar 20,4 persen atau 204.705 unit.

Banyak diminta pabrikan mobil hybrid di Indonesia

Sebelumnya beberapa agen pemegang merek yang meniagakan mobil hybrid terus menyerukan adanya insentif sebagai bentuk dukungan dari pemerintah, karena golongan kendaraan tersebut juga berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon dan dapat memangkas konsumsi bahan bakar.

“Artinya bisa menurunkan penggunaan bahan bakar yang signifikan bisa 50 persen, idealnya harus dapat insentif, itu juga kan buat konsumen,” kata Wakil Presiden PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam

Honda yang saat ini juga menjual dua produk mobil hybrid juga memiliki harapan yang sama. “Kami terus terang berharap hybrid termasuk pengurangan gas karbon yang juga besar walaupun belum nol. Bila dapat insentif sangat baik menurut kami,” ujar Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy.

Suzuki juga berharap pemerintah dapat memberi atensi lebih pada teknologi hybrid, sebagai salah satu cara mencapai target netral karbon atau net zero emission.

“Kalau pemerintah akan memiliki keberpihakan lebih kepada hybrid kita akan sangat berterima kasih sekali dan kita berharap ini sama-sama akan mendukung industri otomotif. Bukan masalah ini hybrid atau listrik, elektrifikasi atau segala macam, tujuannya adalah target netral karbon 2060 tercapai,” jelas 4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top